Tuhan Yesus Bangkit Dan Hidup
Shalom Saudara yang dikasihi Tuhan, Bulan ini kita merayakan Paskah. Jadi saya mengucapkan, “Selamat Paskah, Tuhan Yesus memberkati Saudara berlimpah, limpah, limpah, limpah. Haleluya!”
Paskah berbicara tentang kebangkitan Tuhan Yesus. Tentang kasih, kuasa, mujizat, kemenangan yang diberikan Tuhan Yesus kepada kita. Saya ingin mengajak Saudara membuka 1 Korintus 15:3-4, “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;”
Kristus telah mati karena dosa-dosa kita. Dalam Alkitab tertulis, “Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, upah dosa adalah maut, mati!”
Banyak orang menganggap ringan tentang kematian ini. Kematian itu ada 3 macam, yaitu:
1. Mati Secara Rohani
Dimana Kemuliaan Allah atau Roh Allah meninggalkan manusia.
2. Mati Secara Jasmani
Dimana roh manusia tercerai dari tubuhnya
3. Mati Kekal Selama-lamanya
Tempatnya dimana? NERAKA!
Apa Yang Alkitab Katakan Tentang NERAKA?
• Neraka adalah tempat yang paling gelap, di sana akan terdapat ratap dan kertak gigi.
• Neraka adalah tempat dimana ulat bangkai tidak mati dan api yang tidak pernah padam
• Neraka adalah tempat penyiksaan oleh api dan belerang, siang dan malam selama-lamanya.
• Neraka adalah tempat yang sangat mengerikan!
Jangan sampai masuk neraka! Saya percaya setiap Saudara yang ada di tempat ini semua masuk Sorga! Untuk itulah Tuhan Yesus datang ke dalam dunia ini. Dia mau menyelamatkan kita semua, Dia mau menyelamatkan umat manusia. Bagaimana caranya Tuhan Yesus menyelamatkan umat manusia, yaitu Saudara dan saya?
Alkitab katakan, “Yesus yang tidak mengenal dosa telah dijadikan dosa oleh karena kita, supaya di dalam Dia, supaya yang percaya kepada-Nya, kita dibenarkan oleh Allah” (2 Korintus 5:21).
Tadi dikatakan, “Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, upah dosa adalah maut, mati! Tetapi Yesus yang tidak berdosa telah dijadikan dosa oleh karena kita semua!”.
Artinya Tuhan Yesus harus mati menggantikan kita, padahal kitalah yang seharusnya mati. Kalau kita lihat cara matinya Tuhan Yesus, itu adalah cara mati yang sangat-sangat tidak manusiawi! Ketika orang-orang Yahudi berteriak, “Salibkan Dia! Salibkan Dia!”, Tuhan Yesus harus disalibkan. Jubah Tuhan Yesus dibuka, Dia ditalikan pada sebuah tonggak. Di kanan kiri-Nya ada 2 algojo yang memegang cambuk yang ujungnya terbuat dari potongan tulang dan potongan besi. Setiap kali cambuk itu dihujamkan ke tubuh Tuhan Yesus, itu akan menimbulkan luka yang dalam. Sakitnya luar biasa! Darah bercucuran!....Darah bercucuran!...Sakitnya luar biasa! Apakah itu selesai? Belum!
Kepala-Nya diberi mahkota duri, kembali sakitnya luar biasa! Darah bercucuran! Selesai? Belum! Tangan-Nya dipaku, kaki-Nya dipaku! Tuhan Yesus digantung di atas kayu salib! Pada waktu itu Tuhan Yesus menderita secara lahir maupun batin. Secara jasmani Dia merasakan sesak yang luar biasa, secara batin Dia melihat semua orang yang lalu-lalang, orang Farisi, Imam Kepala, Tua-tua bahkan salah satu penjahat di sebelah-Nya menghujat Dia! Dia benar-benar mengalami penderitaan secara lahir maupun batin. Akhirnya perkataan Tuhan Yesus yang terakhir, “Sudah selesai! (It is finished!)...Bapa, kepada tangan-Mulah, Aku serahkan nyawa-Ku.” Dan Tuhan Yesus mati.
Pertanyaannya, mengapa Tuhan Yesus harus mati dengan cara demikian? Mengapa tidak dengan cara yang lain? Dipenggal kepala-Nya, selesai! Kenapa Dia harus mengalami penderitaan seperti ini? Darah bercucuran!...Darah bercucuran! Alkitab katakan, …tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan dosa! (Ibrani 9:22b)
Untuk mengampuni dosa Saudara dan saya, Tuhan Yesus harus mati dengan cara demikian. Selain itu apa lagi yang Alkitab katakan dengan cara mati Tuhan Yesus yang seperti itu?
• Penyakit kitalah yang ditanggung-Nya
• Penderitaan kita yang dipikul-Nya
• Dan oleh bilur-bilur-Nya kita disembuhkan. (Yesaya 53:4-5)
Mari angkat tangan kita di hadapan Tuhan dan ikuti kata-kata saya, “Tuhan Yesus, Engkau baik, Engkau sungguh baik dan sangat baik (taruh tangan di dada) kepada saya.” Mari rasakan kasih Tuhan. Saya tidak tahu keadaan Saudara yang datang pada siang hari ini, tetapi ingin saya katakan sesuatu kepada Saudara, apa pun masalah yang Saudara hadapi, apa pun masalah yang Saudara sedang gumuli saat ini, ketahuilah satu hal bahwa Tuhan Yesus sangat, sangat mengasihi Saudara. Amin!
PELAJARAN DARI PROSES KEMATIAN TUHAN YESUS
Saudara, ada sesuatu yang saya lihat di dalam proses kematian Tuhan Yesus. Tuhan Yesus banyak mengajar kepada kita hal-hal yang mungkin selama ini tidak terlalu kita pikirkan tetapi Tuhan Yesus justru memberikan pelajaran kepada kita pada waktu Dia mengalami proses kematian, yaitu:
1. Hal Berdoa
a. Jadilah Kehendak Tuhan, Bukan Kehendak Kita
Pada waktu Tuhan Yesus ada di Taman Getsemani ditemani oleh Petrus, Yohanes dan Yakobus, secara manusia Tuhan Yesus merasa sangat takut, sebab Dia tahu apa yang akan Dia hadapi.
Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita doa yang dikehendaki oleh kita (manusia). Tuhan Yesus sendiri berkata begini, “Ya Bapa-Ku, jikalau mungkin biarlah cawan ini (cawan penderitaan ini) lalu daripada-Ku,…” Kehendak Tuhan Yesus itu menggambarkan kehendak kita. Namun itu belum ‘titik’, masih ‘koma’ sebab Tuhan Yesus lalu berkata, “…tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Matius 26:39)
Saudara, kita diajar bahwa kita bisa meminta kepada Tuhan, Saudara boleh menawar kepada Tuhan, “Kalau boleh, Tuhan….masalah saya ini diangkat, Tuhan…”, tetapi jangan langsung ‘titik’ atau memaksakan kehendak kita, “Pokoknya diangkat!...pokoknya diangkat!”. Jangan! Kita harus kemudian berkata, “Tetapi biarlah tidak seperti yang kukehendaki melainkan kehendak-Mu yang jadi.” Itu yang terbaik, namun memang tidak mudah.
Ketika Tuhan Yesus berdoa seperti itu, ternyata Bapa tidak menjawab dan Tuhan Yesus tahu bahwa Dia harus merubah doa-Nya yaitu doa yang menjadi kehendak Bapa. Jadi Dia berdoa, “Ya Bapa-Ku, jikalau cawan ini (cawan penderitaan ini) tidak mungkin lalu kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu.” Saya tahu tidak banyak orang yang bisa berdoa seperti ini sebab maunya, “Tuhan, lepaskan!...Lepaskan!”. Kalau Tuhan akan melepaskan itu mudah, tetapi kadang-kadang Tuhan izinkan masalah itu terjadi dalam hidup kita dan itu tidak diangkat. Tetapi apa yang Tuhan lakukan? Seperti kepada Tuhan Yesus, seorang malaikat turun untuk menguatkan Tuhan Yesus.
Rasul Paulus menulis, “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai (pada waktu pencobaan atau masalah diizinkan datang dalam kehidupan kita) Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” (1 Korintus 10:13)
b. Berjaga-jaga Dengan Berdoa
Setelah Tuhan Yesus berdoa yang pertama, Dia susah, sedih dan takut.
Dia kemudian mendatangi ketiga murid-Nya tadi. Tuhan Yesus berpikir mereka juga berjaga-jaga bersama-Nya, namun ternyata mereka tertidur dengan nyenyaknya. Lalu mereka dibangunkan dan Tuhan Yesus berkata, “Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam saja dengan Aku? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.” (Matius 26:40-41)
Dalam doa ‘Bapa Kami’ diajarkan, “Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat.” Ada berapa banyak di antara Saudara yang suka berdoa seperti itu? Berdoa seperti itu tidak apa-apa, tetapi saya mau beritahu Saudara bahwa Saudara tidak hanya, “Ah, pokoknya dilepaskan…!”. Tidak! Sebab Tuhan Yesus berkata, “Berjaga-jagalah dalam doamu, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.” Kalau kita berdoa, “Tuhan, janganlah bawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat”, bagian kita adalah berjaga-jaga di dalam doa kita!
2. Kasihilah Musuhmu
Pada waktu Tuhan Yesus ditangkap, Dia diperhadapkan kepada Imam Kayafas. Di situ Tuhan Yesus ditampar, dipukul, diludahi, tetapi apa respon Tuhan Yesus? Dia diam dan tidak membalas. Dia benar-benar mempraktekkan apa yang Dia ajarkan selama ini, “Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Kalau ditampar pipi kanan, berikan juga pipi kirimu. Kalau ada orang yang memaksa Saudara untuk meminta bajumu, berikan juga jubahmu. Kalau ada orang yang memaksa Saudara untuk berjalan 1 mil, berjalanlah bersama dia 2 mil.”
Biasanya kalau ada orang yang ‘memaksa’ harus ditekan dulu baru bersedia, tetapi saya percaya di sini tidak ada yang seperti itu. Namun kalau ada, bertobatlah!
Kemudian Tuhan Yesus berkata, “…jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka....” (Lukas 6:27-29, 32). Inilah pelajaran yang Tuhan berikan.
3. Jangan Membela Diri Sebab Pembelaan Datang Dari Tuhan
Pada waktu di hadapan Pilatus, orang Farisi dan Imam-imam melontarkan tuduhan-tuduhan palsu yang tidak pernah Tuhan Yesus lakukan. Tuhan Yesus dituduh habis-habisan! Apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus? Dia hanya diam. Akhirnya Pilatus berkata, “Eh, kamu dengar tidak apa yang dituduhkan kepada-Mu? Kenapa kamu tidak menjawab?” Tuhan Yesus hanya diam dan ini pelajaran yang Tuhan Yesus ajarkan kepada kita. Bukankah kalau kita punya kebiasaan atau seharusnya kalau kita dituduh macam-macam yang mana merupakan berita bohong atau ‘hoax’ maka kita harus mengklarifikasi? Tetapi kita mendapat pelajaran hari ini bahwa tidak semua harus kita klarifikasi. Saya ‘agak kenyang’ – meskipun bukan yang paling kenyang dari hamba-hamba Tuhan yang sering mendapatkan hal seperti ini. Saya dituduh bermacam-macam sampai masuk internet sejak beberapa puluh tahun yang lalu. Lalu muncul di majalah dan dituduh, “Begini, begitu…”, lalu digambarkan saya membawa uang dollar dan bermacam-macam lainnya. Pada waktu itu tentunya daging ini mulai berkata namun saya bertanya kepada Tuhan, “Ini bagaimana, Tuhan?” dan Tuhan menjawab, “Kamu diam…kamu diam.” Saya tahu, kalau saya bergerak maka Tuhan Yesus tidak akan bergerak. Sebaliknya kalau saya diam maka Tuhan Yesus yang bergerak dan Dia yang akan membela pada waktu-Nya.
Sekarang ini ada ‘trend’ baru yang banyak saya lihat dimana ada orang yang dituduh bermacam-macam; dan sebenarnya dia memang melakukan itu; justru malah melakukan klarifikasi, “Bohong, demi langit dan bumi, saya bersumpah…”. Saya lihat ini satu ‘trend’ dan kemudian di pengadilan ternyata bersalah dan akhirnya masuk penjara. Jadi klarifikasi nya yang dulu itu apa? Tetapi saya percaya di sini tidak ada yang seperti itu.
4. Tuhan Yesus Menebus Kita dari Dosa dan Akibatnya
Tuhan Yesus diberi mahkota duri dan digantung di atas kayu salib. Pertanyaannya;
• Mengapa harus diberi mahkota duri?
• Mengapa harus digantung di atas kayu salib?
Kalau kita baca Kejadian 3:17-19 di situ dikatakan bahwa semak duri itu tumbuh dari tanah akibat manusia berbuat berdosa. Jadi semak duri dan rumput duri tumbuh akibat dosa. Duri akibat dosa itu adalah sesuatu yang membuat kita menderita atau tidak enak. Duri dari suatu bangsa itu adalah kemiskinan, pembunuhan, prostitusi, narkoba, dll itu semua akibat dosa. Jadi Tuhan Yesus diberi mahkota duri karena Dia mau menebus Saudara dan saya dari akibat dosa ini.
Selanjutnya Tuhan Yesus digantung di atas kayu salib. Dalam Galatia 3:13b tertulis, …sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!”. Jadi orang yang digantung di atas kayu salib itu dikutuk karena dosa! Tuhan Yesus yang tidak berdosa telah dijadikan dosa oleh karena kita. Dia digantung sebagai orang yang berdosa untuk menebus Saudara dan saya dari dosa itu. Upah dosa adalah maut! Jadi kalau Tuhan Yesus memakai mahkota duri dan digantung di kayu salib itu berarti Tuhan Yesus secara lengkap sempurna menebus kita baik dari dosa maupun akibat dosa.
5. Jangan Sampai Berhutang Darah
Saudara, pada waktu Tuhan Yesus diadili oleh Pilatus, Pilatus berusaha untuk membebaskan Tuhan Yesus. Ketika dia bertanya, “Apa kesalahannya?” Orang banyak itu tidak menjawab; tetapi malah berteriak, “Salibkan Dia! Salibkan Dia!” Lama-kelamaan keadaan menjadi kacau dan kemudian Pilatus berpikir, “Wah, ini tidak enak.” Akhirnya dia meminta baskom berisi air, lalu membasuh tangannya. Dia berkata, “Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini, itu menjadi tanggunganmu!” Saudara tahu jawaban dari orang-orang Yahudi waktu itu? Mereka menjawab, “Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!” Saudara, mungkin mereka tidak tahu atau lupa bahwa menanggung darah orang lain itu sangat-sangat berbahaya! Kalau kita membaca dari Amsal 28:17 di situ dikatakan, “Orang yang menanggung darah orang lain akan lari sampai ke liang kubur. Janganlah engkau menahannya!”
Saudara ingat ketika Kain membunuh Habel? Kain berhutang darah kepada Habel, tetapi Kain tidak langsung dibunuh melainkan dibiarkan lari, terlunta-lunta dan menjadi pengembara. Tanah tidak memberikan hasil yang maksimal, pokoknya hidupnya sangat susah. Itulah yang terjadi pada orang-orang Yahudi setelah peristiwa penyaliban Tuhan Yesus itu. Terjadi genosida besar-besaran terhadap bangsa Yahudi. Mereka dicerai-beraikan! Melalui Perang Salib (Spanish Inquisition) sampai terakhir yang paling dahsyat yaitu peristiwa Holocaust oleh Nazi – Jerman dimana sekitar 6 juta orang Yahudi meninggal!
Saudara yang dikasihi Tuhan, hati-hati! Tuhan ingatkan jangan sampai kita punya hutang darah atau menanggung darah orang lain. Mungkin ada yang berkata, “Oh saya tidak pernah membunuh!”, tetapi sebenarnya menyuruh orang yang melakukannya. Kadang-kadang bukan untuk membunuh, tetapi, “Sakiti dia! Pokoknya sampai sesakit-sakitnya!” Itu termasuk hutang darah! Kalau sampai ada apa-apa yang terjadi dengan orang itu maka Saudara yang bertanggung-jawab. Dan Saudara jangan sampai seperti itu! Ini suatu pelajaran yang Tuhan berikan kepada kita: Jangan sampai hutang darah sama orang lain!
6. Jangan Tinggal Dalam Dosa, Bertobatlah!
Ketika Tuhan Yesus di atas kayu salib, antara jam 12 siang sampai jam 3 di Golgota kegelapan meliputi tempat itu! Tuhan Yesus mulai gelisah dan kemudian berteriak, “Eli, Eli, lama sabakhtani? Bapa-Ku, Bapa-Ku, kenapa Engkau meninggalkan Aku? Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46)
Saya percaya puncak penderitaan Tuhan Yesus adalah saat ini! Bukan karena Dia dicambuk, dipaku atau diberi mahkota duri, tetapi ini yang paling berat yaitu ditinggal Bapa. Mengapa Tuhan Yesus harus mengalami itu? Karena Dia menebus orang-orang yang berdosa dan orang yang berdosa itu dipisahkan atau terpisah dari Bapa. Dia harus mengalami itu! Saya mau bertanya kepada Saudara, pernahkah Saudara merasa seperti Bapa meninggalkan kita? Saudara meminta pada-Nya, tetapi seperti tidak terjadi apa-apa. Kalau sudah seperti itu, banyak orang yang frustasi dan seterusnya. Memang benar, tetapi Tuhan berikan jalan keluar, yaitu koreksi diri sebab ada dosa yang harus diselesaikan. Kalau Saudara menyelesaikan dosa itu maka Saudara pasti akan merasakan hadirat Tuhan. Dan itu yang saya jaga setiap hari sebab saya mau setiap hari bisa merasakan hadirat Tuhan serta tidak ditinggal Bapa. Saudara yang dikasihi Tuhan, saya berdoa setiap kita sering menangis di hadapan Tuhan. Menangis bukan karena sakit atau kekurangan uang, tetapi karena merasakan hadirat Tuhan yang luar biasa. Amin!
Alkitab katakan, Kristus mati karena dosa-dosa kita, Dia dikuburkan tetapi pada hari yang ketiga Tuhan Yesus dibangkitkan! (1 Korintus 15:3-4). Tuhan Yesus benar-benar bangkit dan Dia benar-benar hidup!
Saudara, apa yang terjadi kalau sampai Tuhan Yesus tidak bangkit?
1. Kalau sampai Tuhan Yesus tidak bangkit maka sia-sialah pemberitaan Firman Tuhan.
Saya memberitakan Firman Tuhan siang ini tidak ada gunanya. Tetapi puji Tuhan Dia bangkit! Saya tidak sia-sia memberitakan Firman Tuhan, tetapi akan berbuah-buah sesuai kehendak Tuhan. Haleluya!
2. Kalau sampai Tuhan Yesus tidak bangkit maka kepercayaan kita sia-sia dan kita akan tetap mati di dalam dosa-dosa kita. Tetapi puji Tuhan karena Tuhan Yesus bangkit, maka kepercayaan kita terhadap Dia tidak sia-sia. Kita akan hidup bersama-sama dengan Tuhan Yesus selama-lamanya.
3. Kalau Tuhan Yesus tidak bangkit maka orang-orang yang mati di dalam Tuhan akan binasa. Tetapi puji Tuhan, sebab Tuhan Yesus bangkit! Orang-orang yang mati di dalam Tuhan akan dibangkitkan dan akan bersama-sama Tuhan Yesus selama-lamanya.
4. Karena Tuhan Yesus bangkit, kita bukan orang-orang yang paling malang dari segala manusia, tetapi justru orang-orang yang paling beruntung dari segala manusia.
(1 Korintus 15:17-19)
Saudara, Tuhan Yesus yang pegang hari esok Saudara dan saya, Dia hidup! Karena itu tidak ada alasan untuk kita merasa kuatir; apalagi putus-asa. Tuhan Yesus berkata kepada kita, “Jangan kamu kuatir! Jangan kamu kuatir apa yang akan kamu makan, apa yang akan kamu minum, apa yang akan kamu pakai. Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, tetapi Bapamu yang di sorga tahu, kamu memerlukan semuanya itu. Karena itu carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya…semuanya…apa yang Saudara butuhkan akan ditambahkan kepadamu!”. Amin!
Karena Tuhan Yesus bangkit, maka kuasa kebangkitan-Nya memampukan Saudara dan saya untuk menjadi pemenang! Karena Tuhan Yesus bangkit, maka mujizat-mujizat yang dilakukan 2000 tahun yang lalu masih terjadi sampai dengan hari ini! Saudara, selama hampir 12 tahun saya telah melayani Healing Movement Crusade; dan minggu depan adalah KKR Healing yang ke-294 dan 295 kali. Saya melihat ribuan orang sakit yang disembuhkan seketika oleh Tuhan di lapangan-lapangan. Belum lagi yang ketika dalam perjalanan pulang tiba-tiba mereka disembuhkan. Ada yang sesampainya di rumah disembuhkan. Ada juga yang ketika mereka menyaksikan tayangannya di TV, mereka disembuhkan. Mengapa? Sebab Tuhan Yesus bangkit, Dia hidup!
Karena Tuhan Yesus bangkit, maka Dia berkata kepada kita Gereja-Nya, “Bangkitlah, menjadi teranglah! Sebab terangmu datang dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu!”
• Ayat ini berlaku untuk Pentakosta yang pertama, di Yerusalem di kamar loteng.
• Ayat ini juga berlaku untuk Pentakosta yang kedua yang terjadi di Los Angeles – Azusa Street.
• Dan ayat ini juga berlaku untuk Pentakosta yang ketiga yang terjadi di Indonesia yang akan dimulai di SICC.
Pada tanggal 17-20 Juli 2018 yang akan datang di SICC akan diadakan Empowered21 Asia dan Global. Bangsa-bangsa akan datang dan mereka akan menerima api pencurahan Roh Kudus, Pentakosta yang ketiga. Temanya adalah “Fire and Glory”. Saya percaya penuaian jiwa yang terbesar dan yang terakhir sebelum Tuhan Yesus datang untuk kali yang kedua itu terjadi. Haleluya! Sumber: www.gbimodernland.org / Khotbah Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo pada 08 April 2018 JCC Gambar: www.pinterest.com
Comments