Bertumbuh Atau Terlantar
Dalam percakapannya dengan Nikodemus, Tuhan Yesus menyatakan bahwa seseorang perlu mengalami kelahiran kembali agar masuk ke dalam Kerajaan Allah. “Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.” (Yohanes 3:5)
Istilah “dilahirkan kembali” artinya seseorang dilahirkan dalam Kerajaan Allah. Dilahirkan artinya orang tersebut menjadi bayi rohani. Tidaklah berlebihan bahwa Yesus menggunakan istilah “lahir baru” untuk menyatakan bahwa orang yang bertobat bagaikan bayi yang perlu dibimbing agar menjadi dewasa.
Tuhan memerintahkan murid-murid-Nya untuk menggembalakan orang-orang yang sudah diselamatkan agar mereka bertumbuh dengan baik. Salah satu aspek dalam penggembalaan adalah pembapaan atau pementoran, di mana seseorang yang lebih dewasa secara rohani membimbing orang-orang yang “lebih muda.” Pembapaan bertujuan agar kedua pihak bertumbuh menjadi dewasa rohani untuk melakukan kehendak Bapa.
PERANAN BAPA ROHANI
Ketika seorang anak dilahirkan ke dalam satu keluarga, maka kasih sayang ayah dan ibunya tercurah kepada anak tersebut. Tidak ada alasan yang dapat menghalangi hal itu. Meskipun kadang anaknya berkelakuan tidak baik, hati dan kasih orang tua tetap ada pada anak tersebut. Itulah yang disebut "hati bapa". Hati bapa adalah mengharapkan yang terbaik bagi anaknya. Hal ini tidak berbeda dengan seorang bapa rohani, yang mengharapkan hal terbaik bagi anak rohaninya.
Orang percaya memerlukan seorang mentor yang akan melatih dia secara efektif meniti perjalanan rohaninya. Tanpa seorang mentor, besar kemungkinan ia lambat bertumbuh ke arah kedewasaan rohani, atau bahkan tidak bertumbuh sama sekali, bahkan terlantar secara rohani.
Apa yang dimiliki seorang bapa rohani yang dapat diberikan kepada anak-anak rohaninya? Ada beberapa hal yang diberikan oleh seorang bapa rohani yang berguna untuk kemajuan dari anak-anak:
1. Menurunkan Sifat Rohani
Secara alamiah, setiap anak akan mewarisi sifat dari orang tuanya. Campuran sifat ayah dan ibunya akan turun kepada anaknya. Hal-hal seperti cara jalan, kebiasaan, gerak tubuh, suara, kemiripan wajah akan dimiliki oleh anak sebagai akibat langsung turunnya sifat orang tuanya. Seorang anak mewarisi DNA orang tuanya.
Secara rohani hal inipun terjadi, apa yang bapa rohani miliki, akan dimiliki anak rohaninya.
• Jika seorang bapa rohani kuat dan hidup dalam doa, maka anak rohaninya akan memiliki kecenderungan dalam hal doa.
• Jika bapa rohaninya diberi kasih karunia dalam hal Firman, maka anak rohani akan mewarisi yang sama.
Seorang bapa rohani yang memiliki visi besar akan melahirkan anak-anak dengan visi yang besar pula. Seorang bapa rohani yang diberi karunia dalam penjangkauan jiwa (misi) akan melahirkan anak-anak yang terbeban dengan pelayanan misi.
2. Membimbing Anak kepada Tujuan Hidupnya
Seorang bapa rohani akan mengarahkan anak-anak rohaninya untuk menggenapi rencana Tuhan dalam hidupnya. Mengetahui rencana Tuhan bukanlah hal yang mudah. Seorang perlu dibimbing agar dapat mengerti apa yang Tuhan kehendaki.
Dalam buku KOM Seri 100 dinyatakan bahwa “bapa itu menolong anak-anak untuk menemukan tujuan/panggilan hidupnya yang direncanakan Tuhan bagi setiap orang. Bapa itu mempersiapkan anak-anak rohaninya untuk mengejar visi Allah dalam hidupnya.”
Elia diperintahkan Tuhan untuk mengurapi Elisa menjadi penggantinya (1 Raja 19:19-21). Elisa semula tidak tahu mengenai tujuan hidupnya. Dia bekerja seperti lazimnya orang di zaman itu sebagai petani atau peternak. Namun pada waktu Elia datang dan melemparkan jubahnya, maka Elisa mengerti panggilan Tuhan atas hidupnya. Diapun segera memberi respon atas panggilan itu dan di kemudian hari Elisa menjadi seorang hamba Allah yang luar biasa.
Dalam Kisah Para Rasul 16:1-3 diceritakan mengenai Rasul Paulus yang bertemu dengan Timotius di kota Listra. Rasul Paulus minta agar Timotius menyertainya dalam perjalanan pelayanannya. Dan Timotius mengambil keputusan yang baik dengan memberi diri untuk membantu Paulus.
Banyak orang percaya yang mengejar kenyamanan dalam hidup dan tidak tertarik dengan mengejar tujuan hidupnya. Menurut Firman Tuhan hal ini keliru dan memerlukan bimbingan. Adalah tugas seorang bapa rohani mengajarkan dan membimbing anak-anak rohaninya pada tujuan hidupnya. Bapa rohani juga akan menyediakan apa yang diperlukan bagi tercapainya tujuan pada anak-anak rohani. Firman yang disampaikan akan menuntun anak rohani pada penggenapan rencana Tuhan dalam hidupnya.
3. Memberikan Perlindungan Rohani
Sama seperti seorang ayah jasmani yang melindungi anak-anaknya, seorang bapa rohani akan memberikan perlindungan dan keamanan rohani kepada anaknya. Anak rohani tidak akan dibiarkan masuk kepada suatu kondisi yang berbahaya. Bapa yang mengasihi dia akan memberikan perlindungan maksimal kepada anak-anaknya. Doa seorang bapa rohani akan melindungi anak-anaknya dari berbagai bahaya. Kata-kata berkat dari seorang bapa juga akan melindungi anak-anaknya.
Firman Allah yang diajarkan bapa rohani akan menuntun kehidupan anak-anak rohaninya. Diperlukan kepercayaan yang penuh dari pihak anak rohani untuk dapat mengikuti arahan yang disampaikan seorang bapa rohani. Arahan Firman itulah yang akan melindungi anak-anak dari kesalahan.
4. Menerapkan Disiplin
Tidak ada yang lebih berhak mendisiplin seorang anak baik laki-laki maupun perempuan kecuali orang tuanya. Demikian juga secara rohani, seorang bapa rohaninya memiliki hak untuk mendisiplinkan anak-anaknya. Seorang bapa punya tongkat didikan. Kitab Amsal mencatat, “Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya” (Amsal 22:15).
Pendisiplinan bagaikan pagar yang mencegah anak-anak masuk ke dalam jurang atau kesalahan yang lebih besar. Dengan disiplin yang ditegakkan, anak-anak rohani akan mengetahui batas-batas mana yang tidak boleh dilalui. Anak tidak bisa hanya mengharapkan warisan, karunia atau perlindungan tanpa disiplin seorang bapa. Pembapaan adalah hubungan antara bapa dan anak rohani, dan hubungan itu ada untuk suatu tujuan, yaitu menjadikan sang anak rohani lebih baik. Artinya seorang bapa rohani akan mengajarkan sesuatu, dan anak-anaknya harus menaatinya. Secara umum, disiplin akan diberikan ketika anak-anak berlaku di luar yang seharusnya.
5. Menyediakan Warisan Rohani
Warisan rohani hanya diturunkan dari bapa kepada anak, bukan kepada sembarang orang. Salomo menyatakan bahwa: “Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya, tetapi kekayaan orang berdosa disimpan bagi orang benar.” (Amsal 13:22)
Warisan diberikan kepada anak dan kemudian cucu. Bapa Abraham adalah contoh seorang bapa yang memberikan warisan bagi anaknya, Ishak (Kejadian 25:5). Demikian juga anak-anak rohani akan memiliki apa yang menjadi milik dari bapa rohaninya. Kesediaan dari anak untuk menaati arahan dari bapa rohani sangat penting bagi keberhasilan menerima warisan rohani tersebut.
Secara rohani, kita semua memerlukan bapa rohani yang akan menjadi mentor dalam perjalanan rohani kita menuju kedewasaan dan tidak terlantar secara rohani.
“Dari Paulus, rasul Kristus Yesus menurut perintah Allah, Juruselamat kita, dan Kristus Yesus, dasar pengharapan kita, kepada Timotius, anakku yang sah di dalam iman: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau.” (1 Timotius 1:1-2) Sumber: www.gbimodernland.org Gambar: www.lamaministries.org