top of page

Hal Besar Yang Muncul Dari Hal Kecil


"Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata:

"Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!"

Maka menangislah Yesus." (Yohanes 11:33-35)


Ketika saya masih kecil, ada beberapa kesempatan saat di Sekolah Minggu mengadakan kontes untuk melihat siapa yang bisa menghafal sebagian ayat-ayat Alkitab. Selalu, setiap kali kontes ini diadakan ayat pertama keluar dari mulut semua orang adalah Yohanes 11:35


"Maka menangislah Yesus."


Ini adalah ayat terpendek dalam Alkitab bahasa Inggris karena hanya 2 kata.

Kekuatan Yohanes 11:35 sering diabaikan karena kalimatnya sangat pendek. Ketika kita melihat ke dalam cerita itu secara keseluruhan, kita melihat sesuatu yang benar-benar indah tentang Yesus. Insiden Yesus menangis terjadi sebelum Dia membangkitkan Lazarus dari kematian. Yesus adalah teman baik dari Lazarus dan dua saudara perempuannya, Maria dan Marta. Lazarus telah jatuh sakit parah dan saudari-saudari perempuannya mengirim kabar kepada Yesus agar Yesus bisa datang dan menyembuhkan saudara mereka. Hal ini disebutkan tiga kali dalam Yohanes 11:1-46 bahwa Yesus mengasihi Lazarus, Maria, dan Martha. Meskipun tidak satupun dari ke tiga orang tersebut dicatat sebagai salah satu dari 12 murid Yesus, Alkitab jelas mencatat cinta dan kasih sayang Yesus bagi mereka.


Namun, ketika Yesus mendapat kabar bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja menunda. Yesus tidak langsung lari kepada Lazarus dan menyembuhkannya. Sebaliknya, Yesus menghabiskan dua hari lagi di mana Dia berada saat itu dan selama waktu itu Lazarus meninggal. Mengapa? Mengapa Yesus menunggu dan membiarkan teman-Nya yang Dia cintai mati? Yesus membiarkan Lazarus mati karena Dia punya rencana. Seluruh kisah, dari awal sampai akhir, tidak ada yang misteri bagi Yesus. Rencana-Nya dari awal adalah untuk membangkitkan Lazarus dari kematian.


Butuh empat hari bagi Yesus untuk sampai ke Bethany, rumah Maria dan Marta dan di mana saudara mereka yang mati, Lazarus, sudah dimakamkan. Yesus bahkan melewatkan acara pemakaman, sudah sangat terlambat. Ketika Marta tahu Yesus ada di kota itu, ia bergegas keluar untuk melihat-Nya. Dalam percakapan mereka kita akan menemukan sebuah ayat yang mengandung harapan dan janji.


Yesus berkata dalam Yohanes 11:25-26,

"Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?"


Marta kemudian mencari Maria dan bersama dengan semua orang lain yang telah berduka dengan mereka datang pada Yesus.


Adegan selanjutnya sangat menarik. Ketika Yesus melihat Maria dan Marta dan semua orang yang berkabung dengan mereka, Ia tersentuh dan menangis juga. Yesus menangis, tetapi kenapa? Dia tahu bahwa Dia akan membangkitkan Lazarus dari kematian. Dia tahu cerita itu akan memiliki akhir yang bahagia. Dia tahu bahwa Dia hendak melakukan sesuatu yang benar-benar mengagumkan. Namun, Yesus menangis. Dia tidak mencoba untuk mendiamkan semua orang. Dia tidak memarahi mereka karena tidak memiliki iman.


Dia tidak mencoba untuk memberitahu mereka bahwa semuanya akan baik-baik. Dia tidak mengubah prosesi ke kubur menjadi parade kemenangan. Dia berjalan dengan mereka dan Ia menangis dengan mereka.


Yesus menangis karena Ia mengerti dan merasakan rasa sakit dan kesedihan mereka. Allah adalah Allah dari kekekalan, tetapi Dia juga Allah saat ini. Dia tidak meremehkan atau mengabaikan perasaan kita, hanya karena Dia tahu bagaimana Ia akan bekerja dalam semuanya itu. Sebaliknya, Dia berjalan dengan kita dan merasakan rasa sakit kita yang terdalam. Maria, Marta, dan orang-orang mungkin berpikir Yesus terlambat, tapi bagaimana satu-satunya pribadi yang dapat membatalkan apa pun, termasuk kematian, terlambat?


Saya tidak tahu apa yang Anda alami saat ini, tetapi Yesus tahu. Saya tidak tahu bagaimana hasil akhirnya, tetapi Yesus tahu. Saya tidak tahu bagaimana perasaan Anda, tetapi Yesus tahu. Apa pun itu, Dia memiliki sebuah rencana. Ia berjalan dengan Anda dan Dia merasakan apa yang Anda rasakan. Yesus menangis dengan Anda. Dia tidak terlambat, dan pada akhirnya Anda akan melihat apa pun yang telah "mati" dalam hidup Anda, bangkit lagi. Kemudian, Yesus akan bersukacita dengan Anda.


Yesus tahu apa yang kita hadapi, Dia tidak pernah membiarkan kita sendirian menghadapinya. Dia selalu bersama kita dan bahkan berkarya melalui hal itu untuk mendatangkan kebaikan dalam hidup kita.

Sumber: jawaban.com

Gambar: www.forbes.com

Comentários


Featured Posts
Recent Posts
Categories
Archieve
Follow Us
  • Facebook Classic
  • Twitter Classic
  • Google Classic
bottom of page