Bertekun Dalam Pengharapan
“Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.” Ibrani 10:23
Seseorang yang pernah tergabung dalam tim SAR Indonesia yaitu sebuah kelompok yang bertugas menyelamatkan orang lain dari musibah dan bencana pernah berkata: “Jika kita tersesat dalam perjalanan mendaki gunung, maka yang harus dilakukan adalah jangan pernah berhenti berjalan selelah apapun, sampai kita menemukan rumah penduduk dan mendapatkan pertolongan.” Artinya seseorang yang tersesat tidak boleh berhenti berjalan dengan alasan apapun sampai mendapatkan pertolongan. Jika berhenti karena lelah, biasanya akan tergoda untuk duduk di tanah bahkan berbaring. Dan jika hal itu terjadi maka tanah akan menyerap panas tubuh dan hal itu bisa menyebabkan kematian. Cukup sering ditemukan para pendaki gunung yang meninggal dalam keadaan duduk padahal hanya beberapa ratus meter ke depan ada perkampungan penduduk yang bisa memberikan pertolongan.
Perjalanan kehidupan seorang percaya akan menghadapi masa-masa yang sukar seperti yang tertulis dalam 2 Timotius 3:1 “Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.“ Situasi dan kondisi di dunia ini akan semakin memburuk di hari-hari terakhir ini, seperti meningkatnya kejahatan, standar moral yang semakin turun, kehidupan yang sulit dalam hal finansial, tingkat kesehatan dan kesejahteraan yang semakin menurun, dan juga penyesatan yang terjadi semakin banyak.
Kondisi yang semakin sulit ini menyebabkan banyak orang kehilangan imannya kepada Tuhan dan mengalami goncangan dalam hati dan pikirannya. Pada saat seperti itu, apakah yang harus dilakukan? Sama seperti kisah di atas, seorang pendaki gunung yang sedang dalam kesulitan harus terus berjalan sampai menemukan pertolongan.
Firman Tuhan mengingatkan bahwa pencuri datang untuk mencuri, membunuh dan membinasakan. Tetapi Tuhan Yesus datang untuk memberikan hidup dan hidup yang berkelimpahan. (Yohanes 10:10)
Hanya oleh karena Kristus, kita memiliki pengharapan baru yang memberikan kekuatan untuk terus berjalan dalam iman, sampai memperoleh kegenapan janji yang sempurna dalam kekekalan. Dalam Tuhan Yesus ada pengharapan dan pengharapan itu tidak mengecewakan, Tuhan Yesus adalah Allah yang setia. Dia sanggup dan selalu menepati janji yang diberikan-Nya kepada kita. Inilah pengharapan yang kuat bagi jiwa kita. (Roma 5:5 ; Ibrani 6:19)
Yang harus kita lakukan adalah kita harus bertekun dalam pengharapan yang telah dijanjikan-Nya itu. Bertekun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berkeras hati dan sungguh-sungguh serta tetap berpegang teguh. Artinya tidak tergoyahkan, terus berpegang kepada pengharapan dalam Kristus dan sungguh-sungguh hidup dalam pengharapan tersebut.
Bagaimana kita bisa bertekun dalam pengharapan?
Firman Tuhan dalam Roma 12:12 berkata: “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!”
1. Bersukacita Dalam Pengharapan
Kita bisa bersukacita karena dalam setiap masalah dan tantangan selalu ada pengharapan. Pengharapanlah yang memberikan kekuatan untuk terus berjalan dalam iman dan ketaatan kepada Firman-Nya.
Jemaat Makedonia adalah contoh jemaat yang bersukacita dalam pengharapan sekalipun di tengah kondisi yang tidak baik.
2 Korintus 8:1-2, “Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.”
Bersukacitalah dalam segala keadaan karena Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya yang berharap kepada-Nya. Bahkan dalam masa-masa yang sulit, Dia ingin memperkenalkan diri-Nya sebagai Allah yang berkuasa dan sanggup menolong. Pengenalan yang semakin dalam tentang Allah menghasilkan iman yang semakin kuat dan kita akan menjadi umat-Nya yang bertindak; “Tetapi umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak.” (Daniel 11:32)
2. Sabar Dalam Kesesakan
Seorang wanita yang sakit pendarahan selama 12 tahun, menghabiskan seluruh hartanya untuk menjalani pengobatan, padahal tidak memberikan hasil seperti yang diharapkan. Ketika dia mendengar tentang segala pekerjaan dan mujizat yang dilakukan Yesus, iman dan pengharapan akan kesembuhan muncul dalam dirinya. Dia mendengar bahwa Yesus akan melewati daerah tempat tinggalnya. Iman dan pengharapan itu menjadi nyata ketika dia menyentuh jubah Yesus.
Kesabaran wanita ini selama 12 tahun adalah teladan bagi kita untuk tetap sabar dalam masa-masa kesesakan. Memang tidak mudah menjalani masa-masa yang sukar, tetapi pengharapan dalam Kristus memberikan kekuatan bagi kita untuk menanggungnya.
“Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.” (Ibrani 12:2). Tujukan mata kita kepada Yesus yang memampukan kita untuk sabar dalam masa sulit.
3. Bertekun Dalam Doa
Matius 7:7, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” Kata ‘minta’, ‘cari’ dan ‘ketok’ adalah kata kerja dilakukan secara terus menerus sampai menghasilkan sesuatu. Karena itu berdoalah dengan tekun sampai Tuhan menjawab doa kita.
Seorang janda dalam perumpamaan Tuhan Yesus, yang terus menerus minta pembelaan dari seorang hakim pada akhirnya sang hakim bersedia membela perkaranya. Sekalipun hakim itu tidak menghormati siapapun bahkan tidak takut terhadap Tuhan sekalipun, tetapi karena ketekunan janda ini akhirnya memutuskan untuk membelanya. Tuhan akan membenarkan orang pilihan-Nya yang terus berdoa dalam ketekunan.
Kekuatan doa tidak hanya untuk menghasilkan jawaban doa, tetapi juga membentuk orang yang berdoa memiliki karakter Kristus dalam dirinya. Semakin banyak berdoa, maka semakin intim hubungan kita dengan Tuhan dan keintiman itu akan mengubah diri kita menjadi semakin serupa dengan Kristus.
Rasul Paulus menulis dalam Roma 5:3-4, “Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.” Di tengah-tengah kesengsaraan dan ketika kita terus bertekun, Tuhan akan memberikan pengharapan yang memberikan kekuatan bagi kita. Sumber: www.gbimodernland.org Gambar: www.instagram.com/instapray
Comments