Cara Membuat BAGLOG Jamur
BAHAN BAKU DAN PERALATAN
Tempat menanam bibit jamur kayu seperti jamur tiram dan sebagainya disebut baglog, yaitu media tanam yang dimasukkan kedalam kantong plastik dan menyerupai potongan kayu gelondong, atau banyak kita lihat seperti botol bensin yang sering kita jumpai dipinggir jalan.
Adapun berbagai jenis kayu yang dapat digunakan pembuatan baglog jamur:
Akasia (Acacia Confusa)
Wuru kembang (Acer Palmatum)
Sengon (Albasia falcata)
Kemiri Cina, Muncang Cina (Aleurities Fordil)
Randu Alas (Bombax Ceiba)
Pohon Besaran, Besemah, Sepukan (Broussonetia Papyrifera)
Randu kapuk ( Ceiba Pentandra )
Areuyu dedurenan ( Elaegnus Pungenus )
Dadap ( Erythrins Sp )
Bringin atau karet ( Ficus Retusa )
Dan lain-lain
dan dari berbagai jenis limbah pohon yang dapat digunakan, ada beberapa pohon yang tidak dapat digunakan sebagai bahan pokok media jamur, dikarenakan mengandung minyak seperti pinus.
Sebelum melangkah pada proses pencampuran, pembuatan baglog, sterilisasi serta pembibitan ada beberapa peralatan yang harus didisediakan :
Cangkul atau sekop
Alat pengayak ( jika diperlukan )
Plastik Polipropilen (PP) dengan ukuran 0,03 x 18 x 35 bisa disesuai dengan kebutuhan
Cincin baglog bisa diganti dengan potongan pipa paralon, atau potongan bambu kecil
Karet
Kapas, kapuk atau potongan plastik ukuran sesuai dengan besarnya cincin plastik
Kertas bekas / koran
Bunsen atau lampu sepirtus
FORMULA / BAHAN – BAHAN
Sebelum pencampuran ada beberapa formula sebagai media jamur tiram, jamur kuping, jamur ling zhi:
FORMULA 1 : Serbuk kayu/gerajen 100% + Bekatul/dedak 15% + Kalsium Karbonat (CaCo3) 1% + Air 40% s/d 50%
FORMULA 2 : Serbuk kayu/gerajen 100% + Bekatul/dedak 15% + Kalsium Karbonat (CaCo3) 1% + Beras jagung 10% + Air 40% s/d 50%
FORMULA 3 : Serbuk kayu/gerajen 100% + Bekatul/dedak 15% + Kalsium Karbonat (CaCo3) 1% + Beras jagung 10% + Pupuk SP 36,Organik (pupuk pertumbuhan lainya) 5 ml/1liter air + Air 40% s/d 50%
Keterangan: untuk perhitungan % keadaan Serbuk kayu kering bukan basah karena pengaruh pada tingkat keberhasilan pembuatan baglog dari ketiga formula diatas ada kelebihan maupun kekurangannya, pada formula 1 dan 2 jamur yang dihasilkan lebih segar dan organik maupun tingkat keawetan dari jamur yang dihasilkan lebih panjang dibandingkan formula 3. Pada formula 3 jamur yang dihasilkan lebih banyak mengandung kadar air/basah mengakibatkan tidak tahan lama, tetapi bobot yang dihasilkan lebih berat dari formula 1 dan 2. Tetapi saya menyarankan untuk lebih baiknya menggunakan formula 1 dan 2, dikarenakan organik dan tahan lama juga jamur yang dihasilkan lebih putih dan fresh.
Langkah-langkah
Pencampuran bahan/media dan pengomposan
Mesin pencampur media merupakan mesin yang digunakan untuk mencampur media pembuatan baglog.
Dari ketiga formula diatas bisa dipakai. Pencampuran bisa dilakukan dengan tangan atau alat tergantung pada banyaknya bahan yang akan dipakai pembuatan baglog itu sendiri. Bahan tersebut dicampur atau diaduk secara merata, supaya homogen dan tidak terjadi gumpalan-gumpalan antara serbuk kayu dan kapur (CaCo3) karena bisa menghambat pertumbuhan miselium nantinya. Yang harus diketahui untuk tingkat keasaman campuran 5,5%-6,5% PHnya. PH meter kertas berguna untuk mengukur tingkat keasaman suatu media Cara mengetahui kadar air sudah sesuai dengan cara mengumpalkan campuran media tersebut pada tangan lalu ditekan keras kemudian dibuka apabila gumpalan pada tangan tidak pecah atau hancur (menggumpal) maka media atau bahan tersebut kelebihan air dan cara yang lain dengan menggunakan kertas PH meter maupun yang otomatis, sehingga PH atau keasaman mengalami kenaikan menjadi 7 % lebih, apabila kelebihan kadar airnya, menimbulkan banyak kontaminasi pada media baglog maupun menghambat pertumbuhan miselium jamur dikarenakan PHnya terlalu tinggi, meskipun sudah mengalami sterilasasi.
Pengomposan dilakukan setelah proses pencampuran bahan-bahan diatas,pengomposan ini dilakukan minimal 3 hari setelah pencampuran bahan-bahan diatas.Pengomposan bahan-bahan atau media diatas bertujuan menguraikan senyawa-senyawa yang terdapat didalamnya agar lebih menjadi sederhana sehingga mudah diserap dan dicerna olehjamur.Cara pengomposan dilakukan penumpukan media tam dengan setinggi 15 cm,lalu diatas media tersebut ditutup dengan menggunakan terpal, plastik ataupun karung bekas pakan ayam, selama 3 hari dan tumpukan media tersebut akan terasa panas,ini menandakan penguraian terjadi.
Pembuatan Baglog
Baglog jamur yang merupakan media tanam jamur
Pembungkusan dilakukan setelah tahapan pengomposan selesai, lakukan pembungkusan dengan menggunakan plastik polipropilen (PP) dengan ukuran 0,03 x 18 x 35 atau sesuai dengan yang diinginkan oleh pembuat. Pembungkusan media dapat dilakukan secara manual atau menggunakan alat yang pada intinya sama yaitu pemadatan media, dengan cara memasukan media/bahan ke dalam kantung plastik dengan ketinggian sekitar 25cm. Pemadatan media manual dilakukan pemukulan dengan menggunakan botol atau alat sejenisnya, tetapi bila dengan alat mesin pemadatan sudah dilakukan secara otomatis oleh mesin itu sendiri. Setelah pemadatan selesai, maka dilakukan pemberian cincin plastik/potongan pipa paralon maupun bambu pada ujung plastik yang terbuka, tepat pada batas media tanam, lalu disumpal dengan kapas, kapuk atau ditutup dengan plastik yang dipotong kecil-kecil dengan ukuran sesuai ukuran cincin plastik maupun potongan pipa paralon (lalu ikat dengan menggunakan karet) untuk menghemat biaya.
Sterilisasi Baglog
Bejana penghasil uap digunakan untuk memproses baglog - baglog agar steril, dengan cara baglog-baglog dimasukkan ke dalam bejana kemudian diuapkan agar steril.
Sterilsasi media ( baglog ) dapat dilakukan secara tradisional maupunmodern.Guna melakukan sterilsasi media untuk membunuh sisa – sisa mikroba atau jamur liar yang terbawa oleh bahan atau media yang dibuat.Sterilisator media dengan tradisional dengan menggunakan drum minyak tanah atau oli yang telah dimodifikasi yang menjadi stemer dan boiler yang peranya menjadi satu,Alat tersebut hampir sama dengan prisip dandang untuk menanak nasi atau mengukus,tetapi apabila sterilisasi baglog, uap hasil pembakaran tidak dibuang seperti menanak nasi tetapi diredam mencapai tekanan1 – 1,5bar apabila lebih dari 1,5bar drum akan meledak,dengan temperatur 90 sampai 100 derajat celcius,dengan bahan bakar gas maupun kayu.Apabila menggunakan sterilisator modern kita bisa menggunakannya dengan tekanan 2 atmofir dan sampai suhu 120 derajat celcius.
Pendinginan media dilalukan setelah sterilisasi selesai, usahakan pengambilan media dari dalam sterilisator tradisional dilakukan 1 atau 2 hari setelah sterilisasi atau suhu menunjukan 35 derajat celcius.
PENANAMAN BIBIT PADA MEDIA BAGLOG
Penanaman bibit jamur kedalam media baglog meliputi kegiatan inokulasi,inkubasi dan seleksi memasukan dalam kumbung:
Yang dimaksud inokulasi adalah penanaman bibit jamur pada media baglog jamur yang sudah didinginkan atau media yang siap tanam. Siapkan bibit F2 botol yang akan ditanam kedalam media baglog terlebih dahulu, kegiatan ini dilakukan didalam ruangan yang sudah disterilkan (bersih), untuk ruangan diusahakan mengunakan Exhaust atau kipas hisap. Penanaman bibit ini sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu orang untuk membagi tugas yang pertama menanam bibit yang kedua menutup kembali baglog yang sudah diberi bibit secara cepat. Dalam menanam bibit jamur (inokulasi), bibit F2 dan alat yang akan digunakan sebelumya dibakar di atas bunsen atau lampu sepirtus terlabih dahulu untuk menghindari kontaminasi jamur liar. Cara pemberian/penanaman bibit botol F2 yaitu buka tutup plastik yang ada pada cincin baglog setelah itu masukan bibit F2 ke dalam media baglog melalui cincin baglog tersebut, tutup kembali media baglog tersebut dengan menggunakan kertas yang sudah dipanaskan diatas bunsen atau lampu sepritus (tidak terbakar) dan ikat kembali dengan karet.
Inkubasi dilakukan setelah pekerjaan inokulasi selesai, yaitu penempatan media baglog yang sudah ditanam dengan bibit F2 disuatu tempat / ruangan inkubasi tersendiri, dengan menata di atas rak atau ditumpuk secara horizontal maupun vertikal pada ruangan gelap atau sedikit cahaya dan suhu atau temperatur 28 derajat celcius (suhu kamar) selama 30 sampai 40 hari setelah misilium penuh ataupun masih berjalan 50% dari baglog.
Kemudian diadakan seleksi baglog yang akan didistribusikan ke dalam kumbung. Baglog yang rusak dibuang jangan didistribusikan ke dalam kumbung.
Sumber : bertanijamur.wordpress.com
Comments